Tags

, , ,

Gue ga peduli rektorat, prodi, dan orang2 ngomong kalo arak2an wisuda ITB itu konyol, gak berpendidikan, barbar, bla bla bla. Yang gue yakin adalah gue mau diarak pas wisuda.

Itulah kesimpulan gue malem ini. Gara2nya adalah gue terlibat secara langsung dalam acara wisudaan ITB kloter2 tahun ini, April 2010. Dan S1 FT sendiri berhasil mewisuda 31 mahasiswanya, dan salah satunya masih berumur 20 tahun. Huwoww. Acara wisudaan adalah acara yang spesial, dan lebih spesial lagi di ITB dengan tradisi arak-arakannya.

Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue terlibat langsung kali ini. Mulai dari mempermalukan diri di malam wisuda, latihan berhari-hari untuk performance, dan ditutup arak-arakan dengan performance yang OK punya.

Malam wisuda atau wisnite merupakan syukuran yang kerja sama program studi. Dan dalam acara yang dukup formal ini, gue ditunjuk jadi MC dadakan. Dan salah satu fase dalam hidup gue yang ga bakal gue lupain adalah gue berhasil mempermalukan diri selama 2jam lebih di depan para wisudawan, keluarga, dan staf  dosen Teknik Fisika ITB. Mulai dari gagap, lupa bagian, dan yang paling parah adalah salah nyebut nama Kepala Prodi. Huwahh!! Maaf ya pak. Dan selanjutnya tekanan batin membuat porsi makan malam gue yang cukup besar bersih.

Lupakan hal yang memalukan dan pindah ke yang lebih asik. Arak-arakan di hari H wisuda. Acara yang merupakan tradisi di ITB ini bener-bener bikin gue excited. Dari TPB gue udah memutuskan bahwa ini tradisi yang sangat OK. Dan kali ini gue ikut mengarak atas nama HMFT. Diawali jalan berderap mengiring para wisudawan dari sabuga sampai kampus. Kemudian penampilan di gerbang depan yang ditonton banyak orang : tari kecak. Dan para penonton memberikan applause kagum untuk performance FT kali ini. Jangan tanya bener apa salahnya si tari kecak (yang ternyata rumit) ini. Yang pasti bikin orang kagum dan membuat gue sadar kalo Indonesia sangat kaya budaya. Wuihh.

Tradisi lain yang dimiliki HMFT adalah perang saudara. Hahaha. Para wisudawan harus siap-siap diserang oleh teman seangkatan yang sudah dan akan lulus. Dan tradisi yang mengikuti adalah ‘Barikade Avant Garde’, dimana masa himpunan yang mengarak harus melindungi wisudawan dari amukan masa ini. Hehe. Emang terdengar dan terlihat barbar. Tapi ternyata ini adalah tradisi yang sayang untuk dilewatkan. Haha. Kalo temen gue kemaren ngasih pembelaan untuk tradisi ini bahwa sebaik-baiknya orang pasti akan ada fase ingin memberontak dan jadi barbar. Dan inilah saatnya. Haha.

Dan sekarang gue bingung kenapa arak-arakan wisuda adalah sesuatu yang dilarang oleh rektorat. Ya, emang kondisi banyak orang dan rame suka bikin panas suasana. Tapi namanya anak muda (alesan klasik). Yang gue bingung lagi adalah, kenapa ada orang yang ga mau diarak saat temen2 lainnya diarak? Toh ini merupakan salah satu cara untuk membuat momen wisuda gak cuma jadi pemakaian toga, tapi juga suatu titik balik bahwa para wisudawan sudah dipamerkan, jadi harus bertanggung jawab.Intinya mah, ini kan tradisi unik. Why not? Hehe

Hadeuuhh, kejauhan ngomongnya. Yang pasti, gue pengen pas gue wisuda diarak. Titik.