The Secret Life Of Walter Mitty
30 Sunday Nov 2014
Posted movie report
in30 Sunday Nov 2014
Posted movie report
in07 Friday Nov 2014
Posted movie report
inCuma Rangga sama Cinta yang diijinin punya film yang isinya cuma liatin layar hape dan tetep bikin meleleh.
Yah, begitulah. Kita memang angkatan yang susah move on. Setelah 12 tahun, muncul 10 menit kisah lanjutan seperti ini, dan tetep aja ga bisa move on. Go watch the movie
Dan apalah arti cerita manis 2014 kalo ga bisa dihancurkan oleh meme2 gila. Kampreeet 😹😹😹
View on Path
08 Wednesday Oct 2014
Posted movie report
inThe one who have the ideas, the nerd cute one, and the one who always say yes because afraid to be left out. And the girl :))
(I miss you guys 😸)
Watching Earth to Echo
View on Path
20 Friday Apr 2012
Posted buku berbicara, movie report
inTags
books, buku, Dee, Dewi Lestari, Film Indonesia, Hanung Bramantyo, Perahu Kertas, Zaskia Adya Mecca
Halo para pecinta karya Dee (atau kalo acount twitter disebut @adDeection). Akhirnya teaser film Perahu Kertas release nih. Masih teaser sih. Tapi muka aktor dan aktris yang selama proses syuting dirahasiakan (demi kemurnian akting dan gak bias sama pendapat masyarakat katanya), akhirnya keliatan. Hihihi. Jadi makin penasaran tapinya kan?
Adaptasi novel romantis karya Dee disandingkan dengan sutradara kenamaan Hanung Bramantyo dan cast-nya dipilih langsung sama Zaskia Adya Mecca ini mau gak mau bikin gue berekspektasi cukup tinggi. Tabu banget padahal nih buat gue berkespektasi tinggi terhadap film. Apalagi adaptasi novel gini. Tapi mau gemana lagi. Hehehe. Enjoy!!
Perahu Kertas the Movie, berlayar lebaran…
P.S. : Reza Rahadian ada dimana-mana ya. Hahaha
15 Thursday Dec 2011
Posted cerita kecil, movie report
inObsesi gue sama fairy tales berlanjut. Selain Once Upon a Time, ada serial baru lagi yang cerita dasarnya adalah dongeng klasik : Grimm.
Yup! Kisahnya emang didasarkan dari The Brother Grimms yang terkenal seantero jagad perdongengan dunia itu. Tapiii, kisahnya gak kaya Once Upon a Time walaupun dasarnya sama-sama dongeng yang ada di dunia nyata. Kalo Once Upon a Time ceritanya dongeng cantik yang dibikin twist dan cross over, Grimm lebih ke arah dongeng serem dan suram. Beberapa scene di episode pertama Grimm sempet bikin jantung agak berhenti.
Jadi, dasar ceritanya adalah fairy tales tuh gak selamanya indah. Banyak tokoh-tokoh jahat yang mengancam kehidupan. Misalnya serigala yang terkenal ngejar2 Red Riding Hood itu. Keluarga Grimm, beberapa abad yang lalu udah mengidentifikasi ‘villain-villain’ itu dan dicatet dalam buku dan secara turun temurun diberikan kepada generasi selanjutnya disuruh hati-hati dan kalo bisa bantai yang jahat (soalnya tokoh-tokoh yang jahat dendam sama keluarga Grimm juga). Grimm terakhir yang hidup di serial ini adalah seorang homicide detective. Dan karakter-karakter jahat dari dongeng ini jadi pelaku kejahatannya.
Nah, gak seru kalo gak ngebandingin serial Grimm sama Once Upon A Time. Jadi, dari 7 episode Once Upon A Time dan 6 episode Grimm, dua-duanya seru!! Apalagi emang gue orang yang sebodo amat, selama itu dongeng dengan twist menarik, semuanya gue anggap seru. Hahaha. Tapi, sebenernya dari 6 episode Grimm itu gue belum bisa menyimpulkan benang merah besarnya. Well, there were hints here and there that something big and bad will happened soon. So, this Grimm need to be careful. Tapi ya itu semua masih bayang-bayang gelap apa sebenernya yang akan terjadi. Kalo Once Upon A Time kan udah jelas tuh misinya.
Sama kaya saat gue nonton Once Upon A Time, gue juga nunggu karakter apalagi yang bakal muncul di episode selanjutnya. Tapi di serial Grimm ini, karena nama karakter jahatnya pake bahasa yang asing (agak ke-Jerman2-an) dan gak gue kenal, jadi agak susah narik kesimpulan ini dari cerita dongeng yang mana. Banyak dongeng yang belum gue baca nih.
Hmm, sepertinya menarik nih kalo Once Upon A Time sama Grimm dibikin cross over. Jadi ceritanya si karakter jahat kelempar ke Portland, terus yang populer kelempar ke Maine.
Hoaaah, beneran makin terobsesi nih. Tadi setelah bingung mau ngerjain apa lagi, gue bikin time line kejadian di negeri Once Upon A Time. Dan sekarang lagi donlot film The Brothers Grimm (yang main Heath Ledger sama Matt Damon).
Anyway, libur semakin dekat dan butuh sesuatu yang dikerjakan (selain baca materi Tugas Akhir).
02 Friday Dec 2011
Posted buku berbicara, cerita kecil, movie report
inNo one is too old for fairy tales.
Siapa yang ga setuju? Menurut gue sih kayaknya semuanya setuju. Siapa coba yang ga suka sama dunia yang masih indah dengan janji happy ending dan keluar dari kenyataan dunia yang tidak semuanya manis kan? (halah). Hmm, agak pembelaan sebenernya buat orang-orang yang masih sangat suka baca fantasi dan dongeng-dongeng macam gue. Hahaha.
Anyway, yang gue mau ceritain adalah ada serial baru di ABC, channel TV Amerika (thanks to internet :D). Judul serialnya : Once Upon a Time. Pernah denger/baca novel The Book of Lost Things? Nah, gue suka banget tuh buku dan cerita macem itu. Dongeng-dongeng populer dibelokin dikit dan jadi dongeng baru yang menarik. Si serial TV Once Upon a Time ini macem novel ini. Bahkan biang keladinya sama. Kalo di The Book of Lost Things dari dunia nyata masuk ke buku, kalo Once Upon a Time kebalikannya. Dari dunia dongeng masuk ke dunia nyata.
Once Upon a Time : There is a t own in Maine… Where every storybook character you’ve ever known… Is trapped between two worlds… Victims of a powerful curse… Only one knows the truth, and only one can break her spell.
Hmm, gue lebih menunggu tokoh apa aja yang bakal muncul sih. Hihihi. Kisah utamanya tentang Snow White, Prince Charming sama Evil Queen. Tapi cross over-nya itu yang seru. Semua tokoh dongeng dalam satu cerita. Hey fairy tales fans, could you imagine it? 😉
Sampe sekarang sih (5 episode) ceritanya masih seru. Serial ini tayang tiap hari Minggu. Sampe sekarang, selain Snow White yang jadi jalan cerita utama, udah ada Cinderella sama Jiminy Cricket yang muncul. Walaupun banyak tokoh lain yang sebenernya udah muncul, macem Gepatto-nya Pinokio sama Red Riding Hood. Mari kita tunggu cerita apa lagi yang bakal muncul. Have a nice week end guys. Minggu UAS mulai menghadang nih. Huh hah!!
P.S. : dari post ini makin ketahuan. Gue adalah bocah yang suka dongeng dan TV series addict. Hahaha. Who doesn’t, right? 😛
22 Tuesday Nov 2011
Posted movie report
inTags
2011, budaya, culture, Indonesia, movie, Sang Penari, The Dancer
Sebenernya udah ngebahas Sang Penari (2011) di blog yang tentang film di link ini. Cuma seperti biasa, suka ga puas kalo ngebahas film Indonesia pake bahasa Inggris. Secara kemampuan bahasa Inggris gue yang emang terbatas, jadi ga banyak yang bisa diceritain. Apalagi film yang keren kaya gini.
Yang mau gue sorotin adalah setting filmnya. Gila meen! Semua bagian film-nya kerasa sangat familiar bagi gue. Bahkan jalan kampungnya sampe rumput di bawah pohonnya. Agak lebay kayaknya emang. Tapi itu beneran yang ada di pikiran gue saat nonton. Sampe curiga ini jangan-jangan shooting di deket rumah gue. Hahaha.
Hmm, sebenernya sih kayaknya sekarang udah gak ada kalo rumah-rumah yang kaya di film itu. Udah pada berubah semua sih. Cuma beberapa tahun yang lalu lingkungan sekitar gue masih kaya gitu. Persis sis. Tapi emang settingnya kan di daerah gue tuh Ronggeng Dukuh Paruk. Beneran bikin kangeeeeen.
Dan yang nambah keren lagi adalah aksennya yang ngapak Banyumas pisaaan. Bukan Tegal loh, beda. Tapi beneran keren. Casts-nya super keren. Berkali-kali merinding denger aksen daerah gue di film dan bagus. Hahaha.
Menurut gue ni film harusnya bisa dapet semua penghargaan acara awards di Indonesia. Apaan sih ya awards yang bisa disebut Academy Awards-nya Indonesia? Pokoknya ini film wajib ditonton. Berasa real banget deh. Budaya, cerita, dan setting-nya : SUPEEER!!
21 Friday Oct 2011
Posted movie report
inTags
Oke, gue mau sharing apa yang gue pikirin saat nonton Semesta Mendukung a.k.a Mestakung (2011). Tapi gue saranin sih mending ga usah dibaca dulu. Mending nonton langsung, surprise yourself, baru deh ini dibaca buat ngebandingin pikiran kita. Atau boleh dibaca, tapi jangan terpengaruh. Setiap orang punya persepsi beda. OK. Owiya, satu lagi : HATI_HATI! MUNGKIN ADA SESUATU YANG LO ANGGAP SPOILER. You’ve been warned.
Sinopsis dari web-nya : Mestakung adalah sebuah film yang menggambarkan kuatnya tentang persahabatan, kecintaan pada sains, dan arti kasih ibu.
Film ini terinspirasi dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia mengangkat nama bangsa Indonesia di kancah dunia internasional lewat pelbagai olimpiada sains.
Untuk ukuran film Indonesia, film ini termasuk film yang superb. Pertama dari gambar, karena gue jarang ngeliat film Indonesia yang ngangkat Madura, film ini jadi keliatan beda. Gue jadi tau logat Madura (jadi inget punya temen yang ternyata berlogat Madura daripada berlogat Bali). Dan landscape Madura ternyata cantik banget men. Budaya karapan sapi, ‘berkebun’ garam, dan jualan sate emang ga dijelasin secara sangat spesifik, tapi tetep kerasa. Nah, ini didukung sama pengambilan gambarnya yang menurut gue udah bisa disandingin sama film-film Hollywood untuk beberapa scene. Contohnya pas ngambil gambar Jembatan Suramadu. Beuh! OK punya.
Kedua dari acting, si tokoh utama yang jadi Arief (Sayef Muhammad Billah), dia OK actingnya. Sesuai lah sama ceritanya. Didukung sama artis-artis macem Lukman Sardi sama Revalina S. Temat yang emang udah berpengalaman juga. Cumaa, kalo disandingkan dengan anak-anak yang lain jadi kebawa ga bagus. Bahkan gue menganggap aktingnya Ferry Salim agak aneh. Sayang. Tapi tetep OK lah. Apalagi Indro. Keren!
Ketiga dari segi cerita, ga berlebihan. Porsinya pas. Emang sih ada beberapa dialog yang masih krik-krik. Tapi secara garis besar, ceritanya jelas dan diceritain secara bagus pula. Daaan, soundtracknya OK. Mendukung banget.
Bonus : diversity of Indonesia’s ethnic-nya juga ada. Kereeen!
Dan biar fair, masih ada beberapa point yang mengganggu si emang (selain yang diselipin sedikit di atas). Nyambungin gambarnya masih kasar. Jadi kerasa banget potongan-potongannya. Entah editornya yang buru-buru atau gemana. Tapi kalo diperhalus jadi OK punya laah.
Intinya, kalo lo tetep baca ini walaupun sebelumnya gue udah kasih saran, kalo lo suka nonton Si Doel Anak Sekolahan, lo bakal suka ini. Menurut gue lo. Tapi beneran deh. Nonton film Indonesia tuh jangan terlalu banyak baca review. Untuk film-film yang emang terlihat OK, mending langsung dateng ke bioskop dengan sedikit tau. Banyak kejutan yang akan lo dapet 😀
Selanjutnya film Indonesia yang gue tunggu : Sang Penari (November). Oh, dan jangan lupa kunjungin http://fuckyeahwatchingmovies.tumblr.com/ 😀
16 Sunday Oct 2011
Posted cerita kecil, movie report
inTags
book, buku, capitol, district logo, novel, panem, The Hunger Games, trilogy
Pernah denger buku berjudul The Hunger Games? Kalo belum, coba cari. Wajib baca. Keren pisan lah. Ada 3 buku.
Jadi ceritanya pagi ini tiba-tiba jiwa nerd gue dibangunkan oleh sebuah post yang secara random muncul di tumblr. Bahkan gue ga follow orang ini. Hahahha. Waktu pertama kali gue beres baca The Hunger Games, gue langsung nyari tuh lambang-lambang district yang ada disana. Tapi sayangnya masih susah. Dan akhirnya hari ini semua itu terjawab. Dari Capitol sampe district 12. District 13-nya belum muncul sih. Di buku ke-1 juga belum penting-penting amat kan ya.
Dan kan ceritanya ini trilogi mau dibikin film. Dan ada situs menarik : What District Are You In? http://www.thecapitol.pn/. Gue masuk district 5. Hahaha. I’m an engineer after all. Cuma harusnya masuk EL kali ya 😛 Can’t wait for the movie.
09 Monday May 2011
Posted cerita kecil, movie report, pikiran anak muda
inYoooo. Susahnyooo menjaga konsistensi dalam menulis (dan berkegiatan). Hehhe. Cuma barusan baru saja sms-an sama temen dan nyambung masalah blog (ternyata temen gue ini udah lama ngeblog. Hihihi. visit : Cuap Cuap Wiwidhe) Nah, gara-gara ini gue jadi inget semalem mau nulis sesuatu, tapi keburu pagi (?).
Jadi kemaren malem gue baru saja menonton film yang cukup membangunkan jiwa : Cast Away (2000) yang dibintangin sama Tom Hanks. Hmm, gue ga bakal nge-review film ini disini sih. Mau berbagi apa yang gue pikirin selama gue nonton film ini. Banyak banget pikiran pas nonton film ini, padahal ceritanya ga harus mikir kaya film2 kelas Oscar.
Owiya, sebelumnya biar agak nyambung (bagi yang belom nonton filmnya) gue mau ngasih sinopsis singkatnya aja kali ya. Jadi ini cerita tentang seorang pekerje FedEx yang terdampar sendirian di pulau kecil antah barantah setelah selamat dari kecelakaan pesawat. Sendirian meen. Nah, ini kisah tentang cara dia survive gitu intinya. Dan sepanjang film ini gue mikir apa yang harus gue lakuin kalo gue terdampar kaya gitu.
Hal pertama yang gue pikirin (setelah mungkin stress dan bersedih hati karena kecelakaan), adalah gue mungkin akan mencoba memulai hidup yang baru dipulau itu. Meen, menarik banget ga sih lo tiba2 jadi punya pulau sendiri, kehidupan baru, lepas dari masa lalu (aiihh). Kali aja di tengah pulau itu ternyata ada harta karun tersembunyi? Gunung penuh emas? Itu pikiran paling pertama yang ada di otak gue. Hahahha.
Tapi setelah itu gue sadar kalau pikiran gue ternyata cukup g*bl*k. Kalo ternyata tu pulau cuma segede uprit yang kalo lo berada di titik tertinggi di pulau itu lo bisa ngeliat seluruh pulau tanpa ada sesuatu yang berarti gemane? Dan yakin bisa hidup sendirian? Selama apa? Adam aja yang udah di surga, segala udah ada, masih butuh Hawa. Selain itu kalo kata John di I Am Number Four (2011) :
“You can go wherever you want. See whatever you want to but, um… a place is only as good as the people you know in it. I… I think this is a pretty good place.”
Yup! Bukan masalah tempatnya. Tapi dimanapun itu, akan lebih baik kalo setidaknya ada familiar face di sekitar lo. (beuhh!!)
Pikiran selanjutnya : gue harus bisa belajar nyalain api tanpa korek nih. Gue akan ngerasa aman saat gue punya api kalo gue berada di antah barantah. Gue bakal nyalain terus api itu baik siang maupun malam. Lumayan juga buat tanda SOS. Dan gue harus tau cara mendapatkan air minum. Manusia bakal lebih lama bertahan kalo dia punya minum. Ya gak sih? Nah, kalo yang api mungkin gue bisa nyoba2 pake batu/kayu digesek2 atau kayaknya otak gue masih bisa mengira-ngira. Tapi kalo minum gemana ya? Ga mungkin minum air laut soalnya (sempet kepikiran air laut disaring. ya kaleeeee).
Well, somehow gue kepikiran buat mendokumentasikan kegiatan gue selama di pulau itu. Bahkan pas nonton film itu pun gue ngerasa sedih karena dia ga bawa kamera. Pemandangan indah yang ada di pulau itu hanya akan terekam di otak gue. Hiks. Tapi sepertinya bikin jurnal lebih mudah dilakukan. Pake apa kek. Tapi apa yaa?? Daun macem jaman dulu?? Hmm, yang ini ntar deh.
Keahlian yang gue butuhin selanjutnya adalah bikin rakit. Saat lo terdampar sendirian di pulau antah barantah kaya gitu, pilihan lo cuma menunggu bantuan datang yang entah datang atau ga (dan kalaupun dateng ga tau kapan) atau lo berusaha berlayar menuju pulau yang paling deket (kalo hoki). Kalau lo pilih yang pertama, lo membutuhkan sesuatu kekuatan akan harapan yang sangat besar. Lo harus bener-bener punya sesuatu yang harus lo pegang biar otak lo tetep waras. Dan pilihan yang menarik bagi gue adalah pilihan dua. Lo mencoba atau mati. Ekstreme memang pikiran gue kemaren malem. [tapi saat film-nya lanjut gue semakin sadar ternyata ilmu gue cetek. gue ga mikirin sejauh pikiran si Chuck]
Masih banyak pikiran gue pas nonton film ini sebenernya. Tapi sebagian mengembangkan pikiran-pikiran di atas dengan pikiran yang lebih ekstreme atau lebih gila. Hahaha. Well, kalo gue ngerasain pengalaman itu (amit-amit sih sebenernya) mungkin bisa teringat bahwa gue pernah nulis kaya gini di blog. Mudah-mudahan kita semua bahagia 😉
Oh, SELAMAT UAS yaaaa